Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 Tingkat SD di Banjarnegara: Melestarikan Budaya dan Bahasa Jawa

Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 Tingkat SD di Banjarnegara: Melestarikan Budaya dan Bahasa Jawa di Era Modern

Banjarnegara Di tengah arus modernisasi dan teknologi yang kian pesat, generasi muda semakin kurang mengenal budaya dan bahasa daerahnya sendiri, termasuk Bahasa Jawa. Menanggapi tantangan ini, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara, melalui bidang Sekolah Dasar, menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat SD se-Kabupaten Banjarnegara. Acara ini bertujuan melestarikan budaya dan bahasa Jawa, sekaligus mendorong prestasi siswa dalam seni bahasa.

Acara pembukaan dilangsungkan di Gedung Dindikpora Banjarnegara pada Kamis (26/09/2024) dan dibuka oleh PLH Kepala Dindikpora Banjarnegara, Noviyanto Kusumawijaya, AP. Dalam sambutannyamenekankan pentingnya wadah untuk menyalurkan bakat dan seni siswa, khususnya dalam upaya melestarikan budaya lokal yang kaya.

“Festival Tunas Bahasa Ibu jenjang Sekolah Dasar ini adalah wadah untuk meningkatkan kemahiran siswa dalam berbahasa Jawa, membangun kepercayaan diri, dan memperkuat kerja sama antar lembaga di lingkungan pemerintah Kabupaten Banjarnegara. Kegiatan ini dilandasi semangat melu handarbeni dan saiyeg saeka praya dalam pengembangan serta pelestarian bahasa dan budaya Jawa,” jelasnya.

Kabid SD Dindikpora Banjarnegara, Heling Suhono, S.Pd., MM, dalam laporannya menyebutkan bahwa festival ini diikuti oleh 280 peserta yang bertanding dalam 7 cabang lomba. "Sebanyak 280 peserta mengikuti berbagai cabang lomba, yaitu sesorah, nembang macapat, ndagel ijen, nulis aksara Jawa, maca aksara Jawa, ndongeng, serta nulis cerkak dan geguritan," ujar Heling.

Dengan adanya festival ini, diharapkan siswa sekolah dasar di Banjarnegara semakin tertarik untuk mempelajari dan menggunakan bahasa Jawa, sekaligus mengembangkan kreativitas mereka dalam bidang sastra Jawa. Festival ini juga menjadi upaya nyata untuk menjaga dan melestarikan kekayaan budaya lokal di tengah era globalisasi.